Kue Tradisionil &
Masakan Khas Betawi :
Dahulu kue ini
adalah kue wajib yang harus ada dimeja orang Betawi ketika perayaan Idul Fitri
(Lebaran) tiba. Biasanya, kue ini dibuat bersama-sama dengan melibatkan orang
yang cukup banyak biasanya melibatkan keluarga besar sekaligus sebagai ajang
silaturahmi atau kumpul keluarga serta dibuat dalam proses waktu yang cukup
lama, yakni sejak subuh hingga malam hari.
Terbuat dari
tepung beras atau ketan yang dicampur gula merah dan santan, di masak diatas
kuali besar yang terbuat dari tembaga (‘kenceng),
serta diaduk menggunakan dayung besar. Kue ini mulai dibuat saat menjelang
bulan suci ramadhan, kemudian disimpan sebagai persiapan untuk dihidangkan saat
Lebaran tiba.
Dari namanya saja
kita sudah mengetahuinya bahwa kue ini berbentuk menyerupai cincin atau donat.
Bentuknya bulat pipih dan berwarna coklat, karena dibuat dari gula merah yang
dicampur dengan tepung beras, kemudian digoreng.
Adalah kue manis yang dibuat dari beras ketan
dan gula merah yang di campur dengan gula merah yang telah dicairkan serta
diberi aneka rempah tradisionil. Bentuk wajik ini ada 2 macam, yaitu wajik yang
dibuat dengan ukuran besar kemudian dipotong-potong, dan ada pula wajik yang
dibuat dengan dicampur bersama parutan buah nanas dan dibungkus kecil-kecil
serta dibungkus dengan kertas minyak yang warna-warni, serta dihidangkan
didalam toples.
Kue yang terbuat
dari tepung beras bersama gula dan kelapa parut yang disangrai ini rasanya amat
manis. Dulu, ketika saya kecil kue ini biasa dibuat oleh nenek saat menjelang
hari raya Idul Fitri, dibuat ditempat yang besar (di ‘eler’= dituang dan diratakan diwadah)
di atas nampan bulat ataupun tampah besar, serta diberi taburan tepung,
kemudian dipotong berbentuk kotak ataupun belah ketupat. Selain itu kue ini
biasa di sediakan sebagai hantaran persembahan dari pihak pengantin wanita
kepada keluarga pengantin pria (dalam
istilah orang Betawi disebut ‘Nyorog’) yaitu hantaran balasan berupa aneka
masakan lauk pauk serta aneka kue yang
dibuat oleh pihak keluarga wanita kepada keluarga pria, yang merupakan bagian
dari rangkaian upacara adat / kebiasaan suku Betawi).
Nah, kue yang
terbuat sangat tradisionil ini sedikit unik, kenapa? Konon katanya terdapat itual yang tak lazim dilakukan oleh orang
ketika membuatnya, yaitu selama proses pembuatannya berlangsung sang pembuat
dilarang berbicara dan terlebih lagi tidur bersama suami (bersenggama). Adapun
jika larangan ini dilanggar maka kue itu akan gagal. (gagal = Ngeladek dalam bahasa Betawi).
Terbuat dari
tepung beras, santan dan ebi sebagai komponen utamanya. Rasanya yang gurih
membuat kita tak mampu berhenti untuk memakannya. Kue ini sekarang amat jarang
kita jumpai di pasar atau toko kue lainnya karena memang hanya orang Betawi
asli lah yang biasa membuatnya.
Kue lapis khas
Betawi ini dibuat dari tepung terigu dan sagu/ tepung kanji yang dicampur
dengan aneka rempah dan gula pasir serta santan dan biasanya kita jumpai di
acara pesta perkawinan orang Betawi. Kue ini dibuat berlapis-lapis dengan
warna-warni menarik, dan sangat nikmat rasanya bila kita nikmati bersama
secangkir teh hangat (sahi) demikian orang Betawi menyebutnya.
" Ketan
Kuning ( Nasi Kuning ) "
Adalah ketan yang
telah diberi pewarna kunyit, sehingga warnanya kuning, dan diberi bumbu tabur
yang terbuat dari serondeng (parutan kelapa yang terbuat dari ebi, cabai, dan
bumbu lainnya) yang telah ditumbuk halus. Biasanya ketan ini dibuat sebagai
simbol rasa syukur atas suatu hajat, seperti pernikahan, sunatan, syukuran
ataupun pindah rumah.
" Kinca
Duren ( Oblang ) "
Kue ini mendapat
tempat khusus dikalangan orang Betawi, karena hadir di musim-musim tertentu
saja ketika musim durian tiba. Di katakan istimewa juga karena kue ini terbuat
dari buah durian yang konon adalah makanan Raja. Kue ini dimasak dengan santan
dan gula merah yang diberi sedikit potongan kayu manis dan daun pandan, serta
dimakan bersama ketan kukus ataupun roti tawar.
Mendengar nama
kue ini mengingatkan kita akan nama suatu suku di Sulawesi. Entah mengapa
demikian namanya. Seingat saya orang Betawi memang biasa menyebut bugis untuk bahan
tepung ketan yang diuleni kemudian dikukus, serta menyebut unti untuk parutan
kelapa yang dicampur denga gula merah. Kue ini memang terbuat dari bahan-bahan
tersebut diatas, biasanya terdapat tiga varian warna ataupun rasa, seperti
putih, hijau, ataupun hitam (karena
dibuat dari tepung ketan hitam).
Dinamakan kue
pisang karena memang pada kue ini terdapat irisan pisang didalamnya. Pisang
yang digunakan bisa pisang raja, pisang nangka, ataupun pisang tanduk. Kue ini
dibuat dari tepung beras, santan serta sedikit garam, serta dibungkus dengan
daun pisang.
Kue ini terbuat
dari tepung beras yang dikukus, dengan diisi gula merah didalamnya. Uniknya kue
ini, sang penjual mengerjakannya dengan cara mengukusnya diatas kaleng atau
dandang, dicetak dalam kemasan bambu sepanjang 5-7cm yang hanya diberi lubang
kecil serta mengeluarkan suara bak pluit ataupun seperti orang menangis.
Setelah matang, kue ini dikeluarkan dengan cara disodok dengan sebilah kayu
berukuran lubang bambu tersebut, dan disajikan dengan parutan kelapa diatasnya.
Kue ini konon hadir dalam setiap acara keriaan ataupun pasar malam maupun
pagelaran wayang, pesta rakyat, maupun layar tancap.
Bagi orang Jawa,
kue ini disebut kue Klepon, karena terbuat dari bahan yang hampir sama, yaitu
dari tepung ketan, daun suji, daun pandan, gula merah dan parutan kelapa. Jikalau
klepon di sajikan perbutir, serta ukurannya yang hampir sebesar bola ping-pong,
maka kue onde hanya sebesar kelereng atau ‘gundu’ dan bertekstur lebih pekat dan kenyal yang disajikan dengan pincuk
kecil yang terbuat dari daun pisang, dan terdapat beberapa butir dalam satu
porsi kemasan.
Kue ini terbuat
dari tepung beras, gula merah dan air. Menurut kepercayaan orang Betawi, konon
kue ini dipercaya dapat menyembuhkan penyakit sariawan, khususnya pada
anak-anak. Dibeberapa daerah, kue ini disuguhkan dengan varian warna-warni yang
menarik seperti warna merah atau hijau.
Adalah makanan
kering yang terbuat dari ketan yang telah diberi bumbu dan dikukus, kemudian di jemur dan digoreng terlebih.
Rengginang biasanya terdiri dari rasa asin dan rasa manis. Agar terlihat
menarik, terkadang biasanya diberi warna-warni yang mencolok.
Makanan ini
biasanya hadir dimeja-meja orang Betawi pada saat Lebaran, ataupun hajatan.
Makanan yang
terbuat dari parutan singkong ini bentuknya lebar dan besar bak sebuah piring
makan serta rasanya gurih. Cara penyajiannya digoreng seperti kerupuk. Dahulu,
makanan ini biasa kita jumpai dirumah-rumah orang Betawi ataupun masyarakat di
Jawa Barat.
Kue kering asal
Betawi tersebut memang sudah jarang ditemui di hari - hari biasa, karena sudah
mulai dilupakan masyarakat. Namun pada hari perayaan khusus seperti pada saat
lebaran maupun perkawinan, kue kembang goyang banyak diproduksi masyarakat
sebagai salah satu suguhan khas daerah Betawi bagi para tamu yang
bersilaturahmi.
Kue ini terbuat
dari tepung beras, santan, telur, gula dan garam.
Kerak
Telor
|
Ganteng kan Abang penjualnya?? hehehehe.... |
Siapa yang tak
kenal dengan kue ini...? tentu jawabannya semua tau. Kue khas Betawi ini ramai
menghiasi jalan-jalan sepanjang arena Pekan Raya Jakarta (PRJ) selama pagelaran
tersebut berlangsung. Kue ini dibuat dari telur yang dicampur bumbu-bumbu dan
beras yang telah direndam, kemudian dimasak menggunakan api kecil dari arang bakar,
dengan tungku khas yang disebut ‘anglo’
serta penjualnya yang memakai pakaian sadariah, lengkap dengan gerobak pikulnya
yang sangat tradisionil dan atraksi proses pembuatannya yang unik.
Kue ini semakin
sulit kita jumpai sekarang. Konon, kue ini banyak dijual hanya selama bulan
puasa tiba. Ketika saya kecil, banyak para pedagang keliling menjajakan kue ini
sambil tentunya berteriak “kue putu mayang..!”.
Kue ini dibuat
dari tepung beras yang dibuat panjang seperti mie basah, berwarna putih ataupun
berwarna-warni merah, atau hijau, dibentuk dengan pula melingkar dan untuk mengkonsumsinya
dicampur dengan kuah gula merah dan santan.
Nasi ini sungguh
populer bagi semua orang. Siapa yang tak tau dengan nasi ini??? Tentunya
semua tahu jenis nasi ini. Nasi uduk Betawi memiliki citarasa yang berbeda,
rasanya gurih, dan harum, dibuat dengan campuran santan dan aneka rempah.
Nasi uduk
biasanya dikonsumsi sebagai sarapan pagi, dimakan bersama semur
daging/telur/tahu/jengkol atau kentang. Semur betawi terkenal kaya rempah,
berwarna hitam, kental dan sangat khas jika dibandingkan buatan yang lain.
Untuk mengkonsumsi nasi uduk dapat ditambah sambal kacang dan kerupuk atau
emping serta diberi taburan bawang goreng diatasnya.
Rasanya hampir
sama seperti nasi uduk, namun di masak agak lembek (lembut). Disebut nasi ulam
karena ulam sendiri artinya adalah lalapan dari sayuran segar, yaitu berupa toge
pendek, kemangi, irisan ketimun, serondeng, dan diberi kerupuk ataupun emping
melinjo. Sangat cocok dimakan bersama semur ataupun ayam goreng.
Sebagian orang
menyebutnya nasi kotor, karena memang fisiknya yang terlihat kotor karena dilumuri
aneka bumbu rempah dicampur irisan daging ataupun ayam, nampak seperti nasi
yang kotor. Kata Sega atau sego sendiri jika dalam bahasa Jawa artinya nasi.
Nasi ini biasa
dihidangkan saat pelaksanaan Maulid, tasyakuran ataupun acara lainnya.
Memakannya pun
beramai-ramai dalam satu wadah besar (nampan) setelah pembacaan doa atau
pelaksanaan maulid selesai. Nasi ini cocok dimakan bersama semur atau sate atau
rendang, serta di beri emping dan tentunya tak lupa asinan Betawi maupun acar.
Sayur Godog
Lebaran tak
lengkap rasanya tanpa sayur ini, kagak ‘afdhol’ lebarannya demikian kata orang Betawi. Sayur ini dibuat dari parutan
buah pepaya dan kacang panjang serta sayuran lainnya serta dicampur santan,
dimakan bersama ketupat dan semur daging ataupun opor.
Makanan ini
tentunya berbahan dasar toge. Dimasak dengan cara direbus diatas nampan dengan
menggunakan sedikit air, dihidangkan dengan dicampur mie basah dan diberi kuah
tauco serta tak lupa ditaburi sayuran kucai dan lokio.
Makanan ini
dibuat dari kuah kacang hijau yang dimasak dengan aneka bumbu rempah, dan berbahan
dasar mie putih, atau bihun, serta dimakan bersamaan dengan campuran ketupat
atau nasi.
Makanan
berkuah ini seperti bakso, dibuat divariasikan dengan risol dan irisan daging
atau kikil serta dicampur dengan irisan kol (kubis). Soto mie ini sangat nikmat
dimakan ketika panas dengan atau tanpa nasi.
SOTO BETAWI
Makanan
favorit banyak orang ini adalah salah satu menu yang sangat digemari banyak orang.
Terbuat dari kuah santan dan susu yang dicampur kuah rempah dan daging atau
paru maupun babat, membuat makanan yang
banyak dianggap kaya kolesterol ini begitu diminati dan kurang pas rasanya jika
kita memakannya tanpa dilengkapi asinan atau acar.
Asinan Betawi
|
Asinan Buah |
Asinan Betawi
terdiri dari 2 macam, yaitu asinan buah dan asinan sayur. Tentunya rasa keduanya pedas dan masam. Makanan ini dibuat
dari sambal dan cuka serta gula dan garam, yang sangat cocok dikonsumsi ketika
cuaca panas dan terik. Asinan sayur berisi bermacam sayuran seperti kol, irisan
wortel, ketimun, tahu, lokio, serta tak lupa sawi asin sebagai komponen
utamanya. Yang khas dari asinan Betawi yaitu mengkonsumsinya dengan kerupuk mie
atau kerupuk merah. Sedangkan asinan buah berisi mangga, bengkuang, ketimun,
nanas, kedondong, dll.
|
Asinan Sayur |
Opor ayam
Masakan ini
dibuat dari ayam dicampur santan kental dan rempah dengan kuah agak kuning.
Biasanya dimakan bersamaan dengan ketan yang dikukus ataupun dimakan bersamaan
dengan ketupat dan sayur godog.
Aneka pilihan menu Paket Jajanan " GEROBAKAN " antara lain :
( Silahkan " KLIK " Menu Pilihan dibawah ini ) :
Informasi lengkap, silahkan hubungi kami :
"Sewa Busana Betawi dot com"
Menjaga tradisi asli Betawi
Alamat :
Jl. Masjid Al Fajri Rt. 012/01 No. 7
Pejaten Barat Pasar Minggu
Jakarta Selatan 12510, INDONESIA
Tlp. 021-93786634 HP. & Whatsapp 085211711318
PIN BB : 2B1F36E6
Website :
http://www.sewabusanabetawi.com/
Blog:
http://www.sewabusanabetawi.blogspot.com
Diposkan oleh
Bachtiar Jamaluddin